Selasa, 09 November 2010

SEJARAH DAN TEORI MANAJEMEN


BAB 3
SEJARAH DAN TEORI MANAJEMEN
  1.  SEJARAH PERKEMBANGAN MANAJEMEN
Sejarah perkembangan manajemen tidak jauh berbeda dengan perkembangan manusia itu sendiri. Artinya, bahwa manajemen telah berlangsung sejak manusia itu berada dibumi ini, seiring dengan perkembangan dan tuntutan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada jaman purba atau jaman batu, manusia manusia juga menggunakan keterampilan dan keahlianya untuk membuat alat-alat dari batu guna merealisasikan tujuan hidupnya.
Ilmu Pengetahuan serta teknologi (IPTEK) terus tumbuh dan berkembang, pertumbuhan itu sekaligus juga mengembangkan keterampilan manajemen umat manusia.


Akhirnya kita harus pula mempelajari perkembangan dimasa mendatang yang tentu saja akan menentukan arah pertumbuhan manajemen itu sendiri.
SEJARAH PERKEMBANGAN MANAJEMEN
B. EVOLUSI TEORI MANAJEMEN
1. Teori manajemen ilmiah
Gerakan manajemen ilmiah sebenarnya telah dimulai akhir abat yang lalu, Amerika Serikat dan Eropa mencari dan mengembangkan cara-cara baru untuk mengelola manajemen.
                Beberapa variabel yang diperhatikan dalam manajemen ilmiah adalah sebagai berikut :
  1. Pentingnya peranan manajer dalam menggerakan dan meningkatkan produktivitas perusahaan.
  2. Pengangkatan dan pemanfaatan tenaga kerja dengan persyaratan-persyaratan.
  3. Tanggung jawab kesejahteraan pegawai/karyawan.
  4. Kondisi yang cukup untuk meningkatkan produktifitas kerja.
Untuk lebih jelasnya marilah kita ikuti beberapa teori ilmiah menurut dan pencetusnya secara kronologis dapat dikemukakan sebagai berikut :
Robert Owen (1771-1858)
Ia adalah seorang manajer beberapa pabrik pemintal kapas di New Lanark Scotlandia semenjak tahun tahun 1800 an. Dalam teorinya ia menekankan tentang peranan sumber daya manusia sebagai kunci keberhasilan perusahaan.
Charles Babbage (1792-1971)
Ia adalah seorang profesor matematik yang telah banyak mencurahkan perhatiannya bagi cara-cara kerja di pabrik supaya lebih efisien.
Babbage menganjurkan untuk mengadakan pembagian tenaga kerja dalam kaitannya dengan pembagian pekerjaan.
Frederick W.Taylor
Penelitan F.W Taylor tentang studi kerja (time and motion studies)  pada bagian produksi dimana dia bekerja, diperusahaan Midvales Stell
Taylor menekankan bahwa metode pendekatan ini disebut sebagai ”sistem upah defferensiasi” (defferensial rate system).
Empat Prinsip Manajemen Menurut Taylor
  1. Kembangkanlah sebuah ilmu bagi setiap unsur pekerjaan seseorang, yang akan menggantikan metode kaidah ibu jari yang lama.
  2. Secara ilmiah pilihlah dan kemudian latihlah, ajarilah atau kembangkanlah pekerja tersebut, (sebelumnya, para pekerja memilih sendiri pekerjaan mereka dan melatih diri mereka sendiri semampu mereka).
3.   Bekerja samalah secara sungguh-sungguh dengan para pekerja untuk menjamin bahwa semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan prinsip ilmu yang dikembangkan tadi.
4. Bagilah pekerjaan dan tanggung jawab secara hampir merata antara pimpinan dengan para pekerja. Menajemen mengambil alih semua pekerjaan yang lebih sesuai baginya ketimbang bagi para pekerja.
Henry L.Gantt (1861-1919)
                Juga bertitik tolak pada usaha meningkatkan produktifitas, efisien dan efektifitas kerja dengan rangsangan upah atau insetif. Gagasan Henry L Gantt mempunyai kesamaan dengan gagasan Taylor, antara lain :
  1. Kerja sama yang paling menguntungkan antar manajer dan karyawan.
  2. Mengenai metode seleksi yang ilmiah untuk menentukan tenaga kerja yang benar-benar tepat.
  3. Sistem bonus dan penggunaan intruksi dalam pengaturan kerja.
Frank Lilian M Gilberth (1868-1924 dan 1978-1972)
Sementara itu menurut M. Gilberth dalam pengaturan untuk mencapai gerakan yang efektif dapat mengurangi kelelalahan, maka akan mempunyai pengaruh terhadapat upaya untuk mengoptimalkan kemampuan pekerja sebagai manusia.
Jadi setiap pekerja harus bisa berfungsi sebagai pelaku, pelajar dan berharap akan kesempatan baru.
Herrington Emerson (1853-1931)
Herrington Emerson melihat bahwa penyakit yang mengganggu sistem manajemen di dalam industri ialah adalah adanya masalah pemborosan dan efisiensi.
                Oleh karena itu dia mencetuskan ide-ide yang terformulasikan dalam 12 prinsip sebagai berikut :
  1. Perumusan tujuan dengan jelas.
  2. Kegiatan yang dilaksanakan masuk akal.
  3. Tersedianya staf yang cakap.
  4. Terciptanya displin kerja.
  5. Pemberian balas jasa yang adil.
  6. Laporan terpecaya, cepat, tepat dan kontinyu.
  1. Pemberian intruksi-perencanaan dari urutan-urutan kerja.
  2. Adanya standar-standar dan skedul, metode dan waktu setiap kegiatan.
  3. Kondisi yang standar.
  4. Operasi yang standar.
  5. Intruksi-intruksi praktis tertulis standar.
  6. Balas jasa efisien-rencana insetif.
Sumbangan dan Keterbatasan Manajemen Ilmiah
Kelemahan lain adalah tenaga kerja sebagai salah satu faktor produksi tidak atau kurang mendapatkan perhatian atas kebutuhan sosialnya, personalitynya, yaitu justru hal ini sangat dibutuhkan.
C. TEORI MANAJEMEN KLASIK
Henry Fayol (1841-1925)
Henry Fayol adalah seorang idustriawan Perancis yang kemudian terkenal sebagai bapak manajemen, dalam bukunya yang tekenal yang berjudul Administration Industrielle et generale.
Fayol berpendapat, bahwa kegiatan-kegiatan perusahaan industri dapat dibagi kedalam beberapa kelompok tugas yaitu :
Ø  Technical. Merupakan kegiatan memproduksi dan membuat produksi kegiatan meliputi merencanakan dan mengorganisir produk.
Ø  Commercial. Meliputi kegiatan membeli bahan-bahan yang dibutuhkan dan menjual barang. (hasil produksi).
Ø  Finacial. Kegiatan pembelanjaan, yakni meliputi kegiatan mencari modal dan bagaimana menggunakan modal tersebut.
Ø  Security. Yaitu kegiatan yang dilakukan untuk menjaga keamanan
Ø  Akutansi. Meliputi dari kegiatan mencatat.
Ø  Tugas manajerial. Melaksanakan fungsi-fungsi yang ada dalam manajemen.
James D. Mooney
Menurut James D. Mooney, kaidah-kaidah yang diperlukan untuk menentukan organisasi manajemen adalah sebagai berikut :
Ø  Koordinasi, merupakan kaidah yang menghendaki adanya wewenang, saling melayani, perumusan tujuan dan kedisiplinan yang tinggi.
Ø  Prinsip Sklar, yaitu suatu prinsip yang mengindetifikasikan tentang hubungan kepimpinan. Pendelegasian dan antara fungsi-fungsi tertentu yang dibutuhkan.
Ø  Prinsip Fungsional, merupakan suatu prinsip yang mendefinisikan berbagai macam tugas yang harus diselesaikan serta dalam usaha mencapai tujuan bersama.
Ø  Prinsip Staf, merupakan prinsip yang membedakannya sebagai manajer dan lini lainya.
Mary Parker Follwet (1868-1933)
Tokoh ini yang memberikan sumbangan terhadap pandangan prinsip-prinsip administrasi adalah Mari Parker Follet, saat kematiannya pada tahun 1933 dianggap sebagai satu dari satu wanita terpenting yang dihasilkan oleh Amerika Serikat dibidang sosiologi dan kewarganegaraan.
Arti penting yang lebih jauh dari pandangan Follet terlihat dalam Dynamic Administration:
The Collected Papers of Mary Parker Follet. Follet berpendapat bahwa dengan membuat karyawan merasa memiki perusahaan atau tercipta rasa tanggung jawab kolektif.
Chaster I. Bernardn (1886-1961)
Chaster memandang oranisasi sebagai system kegiatan yang diarahkan pada tujuan. Fungsi-fungsi utama manajemen, menurut pandangan Bernard adalah perumusan tujuan-tujuan dan pandangan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan Bernard menekankan pentingnya  pralatan komunikasi untuk pecapaian tujuan kelompok.
D. PENDEKATAN HUBUNGAN MANUSIAWI
Pendekatan sumber daya manusia menyatakan bahwa manusia pada dasarnya bersifat social dan ingin mengaktualisasikan dirinya. Menurut pendekatan ini, ditempat kerja orang berusaha untuk memuaskan kebutuhan sosialnya, memberikan reaksi tekanan dari kelompok serta berusaha memenuhi kebutuhan pribadi.

Studi Hawthorne
Mereka meneliti lebih lanjut tentang efek kelelahan karyawan terhadap output yang dihasilkan:
Pertama, adalah suasana kelompok, dimana para pekerja saling menciptakan hubungan social yang mendukung serta bersama-sama ingin melakukan pekerjaan dengan baik.
Kedua, adalah pengawasan yang lebih partidipasif.
Sumbangan Dan Keterbatasan Pendekatan Hubungan Manusiawi
Penekanan kebutuhan-kebutuhan sosial dalam aliran hubungan manusiawi melengkapi pendekatan klasik, sebagai usaha untuk meningkatkan produktifitas.
Mayo menekankan pentingnya gaya manajer dan oleh karenanya oranisasi perlu merubah latihan manajemennya.
Teori hubungan manusia ini menghilami para ilmuwan perilaku manusia seperti Argyris, Maslow dan Mc Gregor untuk mengkaji lebih mendalam tentang motivasi.
E. PENDEKATAN MANAJEMEN MODERN
Manajemen modern pada dasarnya dibangun atas dua konsep utama, yaitu teori tentang prilaku organisasi (organizational behaviuor) dan manajemen kuantitatif (management scince)
Teori Perilaku
                Pandangan-pandangan umum dalam teori perilaku ini ditandai oleh tiga tingkatan kelompok prilaku, yaitu :
1)      Perilaku individu per individu,
2)      Perilaku individu dengan kelompok sosial, dan
3)      Perilaku antar kelompok sosial.
                Beberapa nama yang menganut teori ini antar lain :
  1. Douglas McGregor melalui teori X dan Y nya
  2. Abraham Maslow yang mengembangkan adanya hirarki kebutuhan dalam penjelasannya tentang perilaku manusia dan dinamika proses motivasi.
  3. Frederch Herzberg yang menguaikan teori motivasi higenis atau terori dua faktor.
  4. Robert Blake dan Jane Mouton yang menjelaskan lima gaya kepimpinan dengan kondisi manajerial (managerial grid)
  1. Chris Argyris yang memandang organisasi sebagai sistem sosial atau sistem antar hubungan budaya.
  2. Edgar Schein yang banyak meneliti dinamika kelompok dalam organisasi dan sebagainya.
  3. Rensis Likert yang telah mengindetifikasikan dan melakkan penelitian secara intesif mengenai empat sistem manajemen.
  4. Fred Fiedler yang menyarankan pendekatan contigency pada studi kepemimpinan.
                Adapun pokok-pokok pikiran yang dikemukakan oleh para penganut perilaku tersebut dapat dirangkum sebagai berikut :
  1. Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk pengawasan harus sesuai dengan situasi.
  2. Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan organisasi sangat dibutuhkan.
  3. Manajemen harus sistematik, dan pendekatan yang digunakan harus dengan pertimbangan secara hati-hati.
  4. Manajemen teknik dapat dipandang sebagai suatu proses teknik secara ketat (peranan prosedur prinsip).
                Selain empat pokok pikiran di atas, berdasarkan hasil riset perilaku dapat dikemukakan sebagai berikut :
  1. Manajer masa kini harus diberi pelatihan dalam pemahaman prinsip-prinsip dan konsep-konsep manajemen.
  2. Organisasi harus menjalankan iklim yang akan mendatangkan kesempatan bagi karyawan untuk memuaskan seluruh kebutuhan mereka.
  1. Unsur manusia adalah faktor kunci penentu sukses atas kegagalan pencapaian organisasi.
  2. Komitmen dapat dikembangkan melalui partisipasi dan keterlibatkan para karyawan.
  3. Pola-pola pengawasan dan manajemen positif yang menyeluruh mengenai karyawan dan reaksi mereka terhadap pekerjaan.
  4. Pekerjaan setiap karyawan harus disusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan mereka mencapai kepuasan diri dari pekerja tersebut.
Teori Kuantitatif (management scince)
Pendekatan-pendekatan semacam ini dikenal sebagai pendekatan manajemen scince atau ilmu manajemen yang biasanya denga prosedur dan langkah-langkah sebagai berikut :
    1. Merumuskan masalah.
    2. Menyusun model matematik.
    3. Mendapatkan penyelesaian dari model.
    4. Manganalisis model dan hasil yang di peroleh dari model.
    5. Menetapkan pengawasan atas hasil-hasil.
    6. Mengadakan implementasi kegiatan.
PENDEKATAN SISTEM MANAJEMEN
Sistem dapat diartikan sebagai kumpulan dari bagian-bagian yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainya yang secara berama-sama mencapai tujuan tertentu.
Gambar dibawah menunjukan suatu organisasi sebagai suatu sistem yang saling terkait.

PENDEKATAN KONTIGENSI
Sementara pendekatan klasik, perilaku, dan kuantitatif berusaha mencari pendekatan-pendekatan manajemen yang universal, dan dapat digunakan kapan dimanapun.Dalam pendekatan ini yang dicari bukanlah cara-cara terbaik untuk mengatasi situasi tersebut, melainkan berusaha membantu manajer untuk dapat memahami perbedaan-perbedaan situasional tersebut dan meneanggapinya dengan cara-cara yang tepat.
Oleh karena itu, pendekatan kontingensi lebih banyak memasukan unsur lingkungan dalam melihat berbagai permaalahan.
Pendekatan kontigensi mencoba memformulasikan kondisi tersebut sehingga manajer dapat mencarikan jalan keluar dari permasalahan yang ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar